Panduan dan Tata Cara Manasik Haji untuk Ibadah yang Khusyuk

Haji merupakan salah satu rukun Islam ke lima yang menjadi ibadah yang diimpikan dan dirindu-rindukan oleh setiap umat Muslim di seluruh dunia. Ibadah yang dilakukan di Tanah Suci ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual mendalam yang dinilai sebagai penyempurna ibadah bagi seorang muslim yang beriman. Sebelum melaksanakan haji, para calon jamaah diwajibkan mengikuti manasik haji. Manasik haji adalah pelatihan yang memberikan pemahaman dan pengetahuan mendalam mengenai tata cara, rukun, sunnah-sunnah serta larangan-larangan yang harus dilakukan dan dihindari selama menunaikan ibadah haji. Melalui manasik haji, para calon jamaah diharapkan dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah dengan benar, khusyuk, dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Melakukan manasik haji sebelum berangkat sangat penting karena banyaknya rangkaian ibadah yang harus dipahami dan dilakukan dengan mengikuti rukun-rukun yang tepat selama haji. Setiap tahapan memiliki makna dan tujuan tersendiri, mulai dari ihram, thawaf, sa’i, hingga wukuf di Arafah. Dengan mengikuti manasik haji, calon jamaah dapat mempersiapkan diri, baik secara fisik ataupun mental, sehingga lebih siap menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan yang mungkin dihadapi selama di Tanah Suci. Di artikel ini kita akan kupas secara lengkap tata cara manasik haji, untuk membantu para calon jamaah memahami setiap tahapan ibadah haji dengan detail, sehingga dapat menjalankannya dengan khusyuk dan penuh keikhlasan.

Pengertian Manasik Haji?

Manasik haji adalah serangkaian kegiatan pelatihan atau simulasi pra haji yang dilakukan oleh calon jamaah haji untuk memahami dan mempraktikkan tata cara pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan syariat Islam. Dalam manasik haji, para calon jamaah diberikan penjelasan dan arahan mengenai rukun, wajib, serta sunnah-sunnah haji, mulai dari niat ihram, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, hingga pelaksanaan tata cara haji lain yang harus dijalankan selama berada di Tanah Suci. Durasi manasik haji berbeda-beda tergantung dari kebijakan penyedia travel haji dan umroh yang Anda daftari.

Manasik haji bertujuan untuk mempersiapkan calon jamaah agar dapat menjalankan ibadah haji dengan benar, efisien, dan khusyuk. Melalui kegiatan ini, calon jamaah dapat mengerti dan menghafal setiap tahapan ibadah, memahami makna serta hikmah di balik setiap ritual, dan siap menghadapi berbagai tantangan yang mungkin timbul selama perjalanan haji. Dengan demikian, manasik haji berperan penting dalam membantu calon jamaah mencapai haji yang mabrur, yaitu haji yang diterima oleh Allah SWT.

Tata Cara & Urutan Manasik Haji

Di bawah ini adalah urutan dan tata cara manasik haji yang harus dipelajari oleh calon jamaah haji sebelum berangkat ke Tanah Suci:

Melakukan Ihram

Ihram Haji

Ihram adalah niat memasuki pelaksanaan ibadah haji atau umroh. Calon jamaah mengenakan pakaian ihram dan mengucapkan niat ihram di miqat (tempat yang ditentukan). Ihram juga mencakup larangan-larangan tertentu, seperti tidak boleh memotong rambut, kuku, dan tidak boleh memakai wangi-wangian. Setelah Ihram jamaah sudah bisa memakai pakaian serba putih (tidak di jahit untuk laki-laki, sementara perempuan menjaga aurat, tidak menutup wajah dan telapak tangan). Waktu pelaksanaan ihram mulai dari awal bulan Syawal hingga tanggal 9 Dzulhijjah.

Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah

Wukuf adalah puncak dari ibadah haji yang dilakukan pada tanggal 9 hingga 10 Dzulhijjah di Padang Arafah. Jamaah haji diwajibkan berada di Arafah mulai dari tergelincirnya matahari (waktu Dzuhur) hingga terbenamnya matahari. Selama wukuf, jamaah dianjurkan untuk berdoa, berdzikir, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Saat wukuf jamaah haji diharapkan untuk banyak berdo’a dan beribadah dengan niatan ikhlas untuk Alloh SWT.

Thawaf Ifadah

Thawaf

 

Tata cara manasik haji yang harus diikuti selanjutnya adalah thawaf Ifadah, adalah salah satu rukun haji yang dilakukan setelah jamaah melaksanakan wukuf di Arafah dan bermalam di Muzdalifah. Thawaf ini dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Thawaf ifadah dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah tengah malam dan lebih utama pada hari tasyrik.

Sa’i

Sa'i Haji

Sa’i adalah berjalan atau berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwah. Sa’i dilakukan setelah thawaf ifadah. Lari-lari kecil ini dilaksanakan sebanyak tujuh kali bolak balik.

Mabit di Muzdalifah

Mabit di Muzdalifah

Mabit adalah bermalam di Muzdalifah setelah meninggalkan Arafah pada malam 10 Dzulhijjah. Jamaah mengumpulkan kerikil untuk persiapan lempar jumroh di Mina, banyaknya jumlah kerikil yang harus dikumpulkan yaitu 49 atau 70 butir. Jamaah haji dapat meninggalkan Muzdalifah ketika masa mabit sudah lewat tengah malam.

Lempar Jumroh Aqabah

Lempar Jumrah

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melakukan lempar jumroh aqabah (jumroh besar) di Mina dengan melemparkan tujuh kerikil. Akan tetapi tidak diperbolehkan melempar tujuh kerikil sekali waktu, kerikil harus dilempar satu persatu.

Mencukur Sedikit Rambut

Tata Cara Manasik Haji

Setelah lempar jumroh aqabah, jamaah melakukan tahallul awal dengan mencukur sebagian rambut bagi pria atau memotong sebagian ujung rambut bagi wanita. Ini menandakan jamaah telah keluar dari sebagian larangan ihram.

Lempar Tiga Jumroh

Tata Cara Manasik Haji Lempar Jurah

Pada hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah), jamaah kembali ke Mina untuk melakukan lempar tiga jumroh (ula, wustha, dan aqabah) masing-masing dengan tujuh kerikil.

Mabit di Mina

Mabit di Mina

Mabit di Mina dilakukan pada malam-malam hari Tasyrik. Jamaah menginap di Mina dan mengisi waktu dengan ibadah dan berzikir. Apabila lempar 3 jumroh sudah selesai dilaksanakan maka boleh untuk meninggalkan Mina atau Nafar (Nafar Awal: menginap dua malam di Mina, Nafar Tsani: menginap tiga malam di Mina).

Thawaf Wada

Tahawaf Wada

Thawaf wada adalah thawaf perpisahan, yaitu thawaf yang dilakukan sebelum jamaah meninggalkan Mekkah. Thawaf ini dilakukan sebanyak tujuh putaran mengelilingi Ka’bah sebagai bentuk perpisahan dan penghormatan terakhir.

Tahallul

Tahalul

Tahallul adalah tahapan terakhir di mana jamaah mencukur seluruh rambut kepala (bagi pria) atau memotong sebagian ujung rambut (bagi wanita). Setelah tahallul, semua larangan ihram menjadi halal kembali.

Baca juga: 6 Rukun Haji Sesuai Urutan yang Wajib Diketahui Setiap Muslim

Pembiayaan Syariah Haji dan Umroh

Itulah penjelasan mengenai tata cara dan urutan dalam manasik haji, adapun wajib haji yang harus dilaksanakan oleh jamaah agar ibadah haji bernilai sah adalah sebagai berikut: ihram dari miqat, wukuf di arafah, mabit atau bermalam di muzdalifah pada tanggal 9 dzulhijjah. mabit atau bermalam di mina pada hari tasyrik yaitu tanggal (11, 12, 13 dzulhijjah). tahalul atau mencukur rambut, melempar jumroh, tawaf wada’ (perpisahan). Ketujuh rukun haji ini harus dilaksanakan. Apabila tidak dilaksanakan maka jamaah harus membayar denda yang disebut (Dam).

Dengan memahami dan mempraktikkan tata cara manasik haji dengan baik, calon jamaah dapat menjalankan ibadah haji dengan lebih khusyuk dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Persiapan yang matang tidak hanya mencakup aspek spiritual dan fisik, tetapi juga perencanaan finansial yang tepat. Bagi Anda yang ingin mewujudkan impian beribadah ke Tanah Suci, Adira Finance menawarkan solusi Pembiayaan Syariah Umroh dan Haji. Program ini memberikan kemudahan dengan pembayaran biaya haji secara angsuran dan menggunakan akad syariah yang sesuai dengan hukum-hukum Islam, sehingga Anda tidak perlu khawatir tentang riba. Selain itu, Adira Finance sudah diawasi oleh OJK, sehingga setiap transaksi dijamin aman. Wujudkan niat suci Anda dengan memanfaatkan layanan dari Adira Finance dan rasakan kemudahan serta kenyamanan dalam perjalanan ibadah haji Anda.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Scroll to Top